Botol BPA-free, apa itu?
Mungkin bagi Anda, memilih botol adalah perkara mudah. Begitu pun pikiran Bunda, kini tersedia beragai merek botol dengan bentuk super lucu dan bisa bersahabat dengan kantong. Tapi sekarang pertanyaannya apa bisa bersahabat juga dengan kesehatan?
Pertanyaan tersebut muncul ketika botol free BPA (Bisphenol-A) mulai marak di lapangan. Sebenarnya, apa sih BPA itu? BPA atau bisphenol-A merupakan zat kimia sintetis yang biasa digunakan pada beragam produk konsumer salah satunya botol bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ikatan BPA yang tergolong tidak stabil dapat menyebabkan sejumlah kecil zat kimia ini terlepas ke dalam makanan atau susu formula yang menjadi isi suatu kemasan yang mengandung BPA. Dan pada akhirnya lepasan BPA ini kemudian dapat tertelan oleh manusia. Pelepasan zat kimia ini akan terjadi semakin banyak saat botol bayi atau botol air terkena panas seperti saat direbus atau disterilisasi. Para ilmuwan menyebutkan bahwa BPA dapat menjadi senyawa “pengganggu hormon” karena berpotensi mengganggu fungsi normal dari sistem hormon, baik itu pada manusia maupun pada hewan yang menimbulkan efek merugikan pada kesehatan, reproduksi, perkembangan, serta masalah tingkah laku (behavioural).
Botol yang mengandung zat BPA ini sebenarnya telah dilarang penggunaannya di negara-negara maju. Larangan yang diberlakukan ini lebih ditujukan pada pihak produsen, dan mencakup larangan untuk memproduksi botol susu dan peralatan makan yang mengandung BPA, serta larangan untuk menjual dan mengimpornya. Trus gimana di Indonesia? Menurut Menurut Husna Muzahir dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), di Indonesia belum ada lembaga berwenang yang melakukan uji toksisitas terhadap BPA. Departemen Kesehatan RI sekalipun belum mengatur secara khusus soal botol susu atau perlengkapan makan untuk anak. Namun ada yang namanya SNI (Standar Nasional Indonesia) yang menjelaskan soal potensi migrasi dari kemasan ke makanan atau minuman. Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa untuk meminimalkan potensi migrasi tersebut, makanan atau minuman panas sebaiknya tidak bersentuhan langsung dengan kemasan tertentu, terutama yang terbuat dari plastik.